Minggu, 28 Desember 2008

khowarij masa kini

http://mevlanasufi.blogspot.comAliran Khawarij muncul pada masa tabiin. Mereka kelompok besar yang terdiri atas ribuan muslim, kebanyakan berasal dari para penghapal Alquran dan yang berlebihan dalam ibadah, salat ataupun puasa. Mereka menyatakan bahwa semua sahabat dan orang-orang yang tidak mengikuti mereka sudah keluar dari Islam (murtad), kafir, dan wajib diperangi. Praktik mengafirkan (takfîr) sesama muslim dan mengangkat senjata untuk menghadapi pusat otoritas Islam, yaitu kekhalifahan, merupakan dan akan terus menjadi ciri khas kelompok Khawarij pada masa lalu dan kini. Al-Bukhârî dalam Shahîh-nya menyebutkan orang-orang yang menerapkan ayat-ayat Alquran secara tidak benar, misalnya ayat yang diturunkan mengenai orang-orang kafir, terhadap orang-orang Islam yang berbeda pendapat dengan mereka. Ibn ‘Umar memandang mereka sebagai makhluk Tuhan yang PALING BURUK, dengan mengatakan: Sesungguhnya mereka memberlakukan ayat yang diturunkan mengenai orang-orang kafir terhadap orang-orang beriman. Pada masa sekarang, pemberontakan bersenjata dan praktik mengafirkan orang Islam telah terjadi di wilayah Arab bagian timur laut pada peralihan abad ke-19 seperti yang ditulis oleh para cendekiawan Islam: Istilah Khawarij berlaku bagi kelompok yang bersimpang jalan dengan orang-orang Islam dan menganggap mereka sebagai orang-orang kafir, seperti yang terjadi pada zaman sekarang ini dengan para pengikut Ibn ‘Abd al-Wahhâb yang muncul di Najd dan menyerang dua tempat suci umat Islam. Al-Shawî mengatakan: Kelompok Khawarij telah menghapus penafsiran Alquran dan sunah, sehingga mereka menganggap halal membunuh dan merampas harta seorang muslim seperti yang bisa disaksikan pada masa modern ini pada sebuah aliran di Hijaz yang menamakan diri kelompok Wahabi. Kedua kutipan tersebut bukanlah hal baru. Kategorisasi Wahabi sebagai kelompok Khawarij telah menjadi tema dominan yang sering dibicarakan dalam heresiografi (ilmu kebid'ahan) Suni selama 200 tahun terakhir. Belakangan ini, beberapa ulama mengritik aliran Wahabi atau “salafî” sebagai kelompok yang secara politik tidak benar. Praktik mengafirkan menjadi ciri utama yang bisa dikenali dari kelompok neo-Khawarij pada masa modern ini. Mereka kelompok yang senang menghantam orang-orang Islam dengan tudingan kafir, bidah, syirik, dan haram, tanpa bukti atau pembenaran selain dari hawa nafsu mereka sendiri, dan tanpa memberikan solusi selain dari sikap tertutup dan kekerasan terhadap siapa pun yang berbeda pendapat dengan mereka. Mereka sama sekali tidak ragu-ragu menjatuhkan hukuman mati terhadap orang-orang yang mereka tuduh kafir, sehingga mereka benar-benar telah meremehkan kesucian jiwa dan kehormatan saudara-saudara mereka sendiri. Imam al-Nawawî berkata, “Orang-orang ekstrem merupakan kelompok fanatik yang sudah melampaui batas, dalam ucapan maupun perbuatan,” dan “keras pendirian.” Melakukan praktik takfîr terhadap sesama muslim merupakan ciri kelompok Khawarij, entah mereka menyebut diri sebagai kelompok “salafi”, Syiah, atau sufi. Adalah sangat menyedihkan melihat orang-orang Islam dewasa ini yang memanggil saudaranya sendiri dengan ucapan, “Hai kafir!” ‘Abd Allâh ibn ‘Umar meriwayatkan bahwa Nabi saw. bersabda: Barang siapa berkata kepada saudaranya, “Hai orang kafir!” maka salah satunya pasti kafir. Baik itu kalau perkataannya benar, atau kalaupun tidak, maka julukan itu kembali kepada si penuduh. Jika saudaranya itu bukan orang kafir, maka tuduhan itu akan berbalik ke si pengucap. Ironisnya, para Khawarij muda (Wahabi) dan para pemimpin mereka sering kali memelihara hubungan baik dengan orang-orang nonmuslim sementara mereka tidak merasa risih menuduh sesama muslim sebagai orang kafir dan musuh mereka. Mereka menyibukkan diri dengan mengecam bahwa orang lain akan masuk neraka, termasuk orang-orang Islam sendiri. Yasîr ibn ‘Amr meriwayatkan bahwa ia bertanya kepada Sahl ibn Hunayf: Apakah kamu mendengar Rasulullah menyebutkan tentang kelompok Khawarij?” Ia menjawab, “Aku mendengar beliau berkata (sambil menunjukkan jarinya ke arah timur) bahwa mereka adalah orang-orang yang membaca Alquran, tetapi bacaannya hanya sampai di tenggorokan mereka. Mereka akan melesat keluar dari agama seperti anak panah yang menembus sasarannya.” Maksudnya mereka lepas dengan sangat cepat dari agamanya, sehingga mereka tidak memahaminya sama sekali. Gambaran tentang kelompok Khawarij ini (yang muncul pada masa tabiin) dinyatakan juga dalam hadis yang menggambarkan tentang kelompok Khawarij pada akhir zaman. Nabi bersabda: Akan muncul di akhir zaman sekelompok anak muda yang mempunyai mimpi aneh. Mereka akan berbicara dengan kata-kata yang dikutip dari ciptaan Tuhan paling baik (yaitu Alquran dan hadis Nabi). Iman mereka hanya sampai di tenggorokan, dan mereka akan melesat keluar dari agama seperti anak panah yang menembus sasarannya. Nabi saw. mengatakan bahwa pada akhir zaman akan muncul sebuah kelompok anak muda yang memiliki mimpi yang konyol. Penggambaran mereka sebagai orang yang baru tumbuh gigi menunjukkan bahwa mereka masih sangat muda, karena gigi geraham terakhir akan tumbuh sekitar usia 10 hingga 12 tahun, dan empat gigi terakhir pada kedua rahang baru muncul pada usia belasan yang paling akhir. Anak-anak yang masih sangat belia itu dicuci otaknya dengan qawl al-zûr, melalui media, televisi, buku, dan indoktrinasi budaya, nasional, atau keagamaan. Nabi saw. mengatakan bahwa mereka memiliki impian gila, cita-cita konyol, dan imajinasi khayal (sufahâ’ al-ahlâm), yang artinya mereka memiliki pikiran yang kacau dan tidak berpemahaman. Meskipun kadar intelektualitas mereka rendah, mereka selalu mengutip perkataan Nabi dan ayat-ayat Alquran. Orang kagum dengan perkataan mereka karena mereka mengutip Alquran dan hadis dalam segala hal. Di internet mereka bertingkah seperti ulama, yang sibuk dengan kutipan-kutipan ayat Alquran dan hadis, sebagai sarana untuk menyebarluaskan impian dan aspirasi mereka, seperti pembentukan masyarakat utopis, atau negara Islam versi mereka. Ketika dunia sudah semakin rusak, anak-anak muda yang bodoh ini akan muncul dan berbicara tentang Islam. Namun, mereka tidak bijak, cerdas, ataupun mukmin yang baik. Nabi saw. menegaskan, “Iman mereka hanya sampai di tenggorokan (maksudnya tak beriman sama sekali), dan mereka melesat keluar dari agama seperti anak panah yang menembus sasarannya.” Inilah yang kita saksikan sekarang. Anak-anak muda itu membaca Alquran dan menyodorkan hadis sebagai bukti mimpi dan angan-angan mereka, tetapi hal tersebut mereka lakukan dengan cara yang keliru, sehingga mereka menerapkan hukum tentang suatu persoalan tanpa pengetahuan yang memadai tentang persoalan itu. Mereka mencampuradukkan berbagai hal menurut selera mereka, asalkan sesuai dengan kepentingan mereka. Bahkan, mereka tidak memiliki latar belakang ilmu-ilmu keislaman sedikit pun, dan mereka menggunakan ayat-ayat Alquran mengenai orang-orang kafir keluar dari konteksnya, dan menerapkannya kepada orang-orang Islam. Seperti yang disebutkan sebelumnya, orang-orang Khawarij tidak terbatas pada masa tertentu, tetapi merupakan karakter yang melekat pada kelompok atau orang yang keluar dari batas-batas agama, dengan menuduh orang Islam sebagai kafir. Inilah metode yang dikembangkan oleh kelompok Khawarij, dulu dan kini, dan kemunculan anak-anak muda Khawarij yang menyesatkan itu telah disinggung 1400 tahun yang lalu oleh Nabi Muhammad saw. Kelompok Khawarij dewasa ini terdiri dari para pengikut aliran Wahabi atau “Salafi”. Mereka sangat aktif menyebarluaskan kepalsuan ajaran mereka dengan propaganda besar-besaran, melalui ceramah di masjid, internet, televisi, atau penyebarluasan video, koran, buku, majalah, dan brosur. Sementara itu, mereka menekan dan menyembunyikan kebenaran ajaran-ajaran Islam klasik yang menjadi arus utama umat Islam, dan berkomplot untuk membungkam siapa pun yang menentang sikap ekstrem mereka. Mereka mewarisi sikap yang tidak toleran, dan sering kali kekerasan, seperti yang terlihat dari kasus kelompok Khawarij pada masa lalu yang melakukan pembunuhan terhadap orang-orang Islam dan orang-orang tak berdosa yang tidak sependapat dengan keyakinan mereka, serta melakukan propaganda gelap di berbagai negara padahal mereka tidak punya hak untuk melakukan semacam itu. Anak-anak muda di seluruh dunia dicuci otaknya melalui qawl al-zûr. Mereka menerapkan ayat Alquran dan hadis dengan cara yang keliru, dan selalu mengejar impian mereka yang penuh khayal. Nabi saw. menggambarkan mereka secara tepat, dan meramalkan bahwa mereka akan muncul di akhir zaman. Dan fenomena itu kini tengah terjadi.Hudzayfah meriwayatkan: Nabi saw. menjawab [pertanyaan yang diajukan kepada beliau], “Akan muncul sekelompok orang yang akan membawa orang lain ke jalan yang berbeda dengan jalanku. Kalian akan melihat kebaikan dan keburukan dalam diri mereka.” Aku bertanya, “Akankah keburukan datang kembali setelah kebaikan?” Nabi menjawab, “Beberapa orang akan berdiri dan menyeru di pintu-pintu neraka. Barang siapa mengikuti seruan mereka, mereka akan melemparkannya ke dalam neraka.” Aku berkata, “Ya Rasulullah, berikanlah kepada kami gambaran mereka.” Beliau berkata, “Mereka memiliki warna kulit yang sama dengan kita, dan berbicara dengan bahasa kita.” Aku bertanya, “Apa yang baginda sarankan untukku sekiranya aku hidup dalam kondisi seperti itu?” Beliau berkata, “Kamu harus bergabung dengan jemaah Islam dan mengikuti pemimpinnya.” Aku bertanya, “Bagaimana jika tidak ada jemaah Islam maupun pemimpin Islam?” Beliau berkata, “Menyingkirlah dari semua aliran yang ada, meskipun jika kamu harus makan akar tanaman hingga kematian menjemputmu dalam kondisi seperti itu.

TAHLILAN

Date: 12/27/2008 3:16 am
Subject: YANG MERASA ANTI TAHLILLAN, SILAKAN DIBACA YAW?
Message:
Wahaby bertanya tentang tahlilan, tahlil yg arti asalnya adalah pmbcaan LAA ILAHA ILLALLOH,
tahlilan adalah sebuah nama kegiatan, yang mana kegiatan itu dimulai dengan pembacaan surat alfatihah, surat yasin, alikhlas, mua'widzatayn, bbrp ayat awal dan akhir surat albaqarah,ayat kursi,tahlil(mmbc lailaha illalloh), takbir, tahmid, sholawat dan ditutup dengan do'a. Nabi bersabda,dari abi sa'id alhudri, berkata,rosulullulloh bersabda " tidak duduk suatu qoum (org bnyak), yang berdzikir kepada Alloh, kecuali malaikat mengelilingi mereka, dan melingkupi mereka dengan rahmat, dan allah menurunkan ketenangan kepada mereka,dan allah membalas mrka dengan menyebut mrka dalam golongan orang2 yang berada di si2Nya (shohih muslim, no 4868), sabda nabi, dari ma'qil bin yasar nabi bersabda " bacakanlah yasin, orang2 mati kalian ( sunan abi dawud hadits no 2714)
dari hadits di atas imam assyaukany mengambil kesimpulan " adat yang berlaku di beberapa negara, yaitu berkumpul2 di masjid untuk membaca alquran bagi orang yang meninggal, demikian juga di rumah2, maka tidak diragukan lagi, selama tidak ada perbuatan ma'siyat, dan selamat dari perkara mungkar, hal tersebut adalah boleh!,karena berkumpul2, scr dzatiyahnya adalah tidak haram, apalagi disitu ada unsur menghasilkan tho'atillah, seperti membaca alquran dsb,. Maka tidak boleh dicacat pembacaan alquran yg dihadiyahkan untuk mayit,sbgmna tlh driwyatkan dari hadits nabi "bcakanlah yasin, orang2 mati kalian" hadits itu adalah shohih, maka tidak berbeda,antara membaca yasin di depan mayit atau di quburnya, dan tidak berbeda pula antara membaca seluruh alquran atau cm sbgian, yang diperuntukkan bg mayit,baik itu di masjid atopun di rumah ( arrosa'il assalafiyah,hal 46 ),
kegiatan tahlilan adalah manivestasi dan pengaplikasian dari ke dua hadits di atas,. Tentang sampainya pahala pembcaan tahlil kpada mayit nabi bersabda " tiap takbir itu shodaqoh, dan tiap tahmid shodaqoh, dan tiap tahlil itu shdodaqoh (H.R muslim hadits no 1674), dan dr ibnu abbas, seorang laki2 berkata kpad nabi : ya rosululloh, sesungguhnya ibuku telah wafat, apakah memberikan manfaat kepadanya jika aku bersedekah atasnya?,nabi menjawab "na'am", kmd laki2 itu berkata : aku mempunyai domba, maka aku saksikan kepada engkau, bahwa aku bersedekah untuknya (si ibu) (sunan attirmidzi hadits no 605), karena alasan itu imam ibnul qayyim ajjauzi (murid ibnu taymiyah), berkata " utama2nya hadiyah yg diperuntukkan kepada mayit adalah pahala al itqu (memerdekakan budak) dan shodaqoh dan istighfar untuknya dan do'a untuknya dan haji untuknya, adapun mmbca alquran dan menghadiahkan kepada si mayit dgn tnpa imbalan,maka yang demikian ini bisa sampai padanya (mayit), sbagaimana bs sampe kepada si mayit pahala puasa dan haji (kitab arruh hal 142)
Kenapa tahlilan 7 hari?
Imam ahmad bin hanbal dalam kitab azzuhd yang kemudian dinuqil oleh imam jalaluddin assuyuthi "imam ahmad berkata, telah menceritakan kepadaku hasyim bin alqosim dari al'asyja'i dari sufyan berkata : thawwus alyamani (thawus adalah seorang tabi'in terkemuka ahli yaman. Beliau belajar dan bertemu dengan 50-70 shahabat junjungan Nabi),beliau berkata " sesungguhnya orang mati itu terkena fitnah di kuburnya 7hari,dan mereka suka jika pada hari2 itu keluarganya melimpahkan pahala sedekah atas mereka ( alhawi lilfatawi juz 2 hal 178).
Tahlilan 7 hari itu dinuqil dari atsar sahabat dan tabi'in. Kalo mas mas dan mbak mbak pengikut wahaby masih tetep mengingkarinya, ya silakan.. Mengingkari hadits = mengingkari rosul = mengingkari alloh =......... Di isi sendiri ya? Hehehe.. Al afwu minkum..

Jumat, 26 Desember 2008

DALIL MAULID

Dalil-dalil Maulid Nabi SAW
Oleh MOHD AMIR MD AZMI
1)Al-Quran
1. Al-A'raf ayat 157 bermaksud:
"Maka orang-orang yang beriman dengannya, memuliakannya dan menolongnya serta mengikut nur (cahaya) yang diturunkan kepadanya (al-Quran), mereka itulah orang yang berjaya."
Merayakan maulid Nabi termasuk dalam rangka memuliakan Rasulullah SAW dan biberikan pahala oleh Allah. Begitu juga menyambut hari kebesaran lain.
2.Al-Haj ayat 32:
"Dan sesiapa yang memuliakan syiar (tanda-tanda) Tuhan, sesungguhnya ia adalah manifestasi dari hati yang bertaqwa kepada Allah"
Nabi SAW merupakan syiar atau tanda kebesaran Allah kerana dengan kemunculan Rasulullah SAW, dunia mengetahui tentang keesaan Allah.
3.Al-Ahzab ayat 56:
"Sesungguhnya Allah dan para malaikat berselawat ke atas Nabi. Wahai orang beriman, hendaklah kalian berselawat baginya dan mengucapkan salam penghormatan kepadanya."
Islam memberikan ganjaran yang lumayan kepada orang yang banyak mengucapkan selawat ke atas Nabi SAW seperti dalam majlis maulid.
2) Hadis
1. al-Hafiz Syamsuddin ibn al-Jazari dalam kitab 'Urfal Ta'rif bi Maulid al Syarif yang bermaksud:
"Bahawa Sayyidina Abbas ra bermimpi melihat Abu Lahab selepas kematiannya. Maka dia bertanya keadaannya? Abu Lahab menjawab: Aku berada di dalam neraka tetapi diringankan azabku setiap malam Isnin dan aku menghisap air di antara dua jariku sekadar ini (sambilmenunjukkan hujung jarinya). Yang demikian itu adalah kerana aku membebaskan Thuwaibah (hamba perempuan Abu Lahab) ketika dia mengkhabarkan kepadaku tentangberita gembira mengenai kelahiran Nabi SAW dan kerana aku telah menyuruhnya menyusukan Muhammad SAW"
Imam Bukhari menyebut perkara ini dalam kitab sohihnya pada kitab Nikah jilid 3 H:243 dan Fathul Bari jilid 10 H:175.
2. Diriwayatkan oleh Muslim di dalam Sohihnya daripada Abu Qatadah al-Ansari berkata: Rasulullah SAW ditanya oleh sahabat tentang kelazimannya berpuasa pada setiap hari Isnin. Maka jawabnya "Padanya aku dilahirkan dan padanya wahyu pertama diturunkan kepadaku".Dr. Abdullah al-Himyari menyatakan, nas ini menunjukkan dengan jelas tentang keharusan menyambut hari lahir Baginda SAW dan hadis ini tidak ada ihtimal (andaian) yg lain.Beliau berkata, melalui hadis di atas saya tidak mendapati sebarang jawapan yg menyokong pendapat golongan pembangkang yang menolak keharusan sambutan Maulid Nabi SAW ini. Malah sekiranya mereka berpegang bahawa sambutan Maulid Nabi SAW hanya dibolehkandengan melakukan ibadah puasa dan tidak boleh dilakukan dengan ibadah yg lain seperti membaca selawat, sirah Nabi SAW, sedekah dan sebagainya maka golongan ini termasuk di dalam golongan Ahli Zahir yang hanya mengikut buta zahir hadis tanpa merujuk kepada kaedah usul dan mereka mengkhususkan hadis ini tanpa ada dalil yang mentakhsiskannya (mengkhususkannya).
Namun demikian apa yang pasti golongan ini telah sependapat dengan kami di atas pensyariatan menyambut Maulid Nabi SAW.
3) Ijma'
Ulama telah sepakat memandang baik amalan menyambut maulid Nabi SAW.Ramai dari kalangan ahli hadis yg memandang baik terhadap majlis maulid Nabi SAW. Imam Mujtahid Abu Syamah al-Maqdisi menyatakan dalam kitab al Bai'th 'ala Inkar al Bida' wa al Hawadith:
Di antara perkara baik yg dilakukan pada zaman ini ialah perkara-perkara yang diadakan bersempena hari Maulid seperti bersedekah, melakukan perkara2 baik dan melahirkan perasaan gembira. Di dalam mengadakan majlis seumpama ini, di samping melakukan kebaikan kepada faqir miskin, ia melahirkan kecintaan terhadap Baginda SAW.
Pandangan baik ulama' terhadap amalan maulid ini merupakan ijma' sukuti ke atas pensyariatannya.

Rabu, 17 Desember 2008

Mustahil ALLAH Di atas arasy

SELAMAT DATANG
Rasulullah shallallahu 'alayhi wasallam bersabda: Allah ada pada azal (keberadaan tanpa permulaan) dan belum ada sesuatupun selain-Nya. (H.R. al Bukhari, al Bayhaqi dan Ibn al Jarud). Makna hadits ini bahwa Allah ada pada azal (keberadaan tanpa permulaan), tidak ada sesuatu (selain-Nya) bersama-Nya. Pada azal belum ada angin, cahaya, kegelapan, 'Arsy, langit, manusia, jin, malaikat, waktu, tempat dan arah. Maka berarti Allah ada sebelum terciptanya tempat dan arah, maka Ia tidak membutuhkan kepada keduanya dan Ia tidak berubah dari semula, yakni tetap ada tanpa tempat dan arah, karena berubah adalah ciri dari sesuatu yang baru (makhluk). Al Imam Abu Hanifah dalam kitabnya al Fiqh al Absath berkata: Allah ta'ala ada pada azal (keberadaan tanpa permulaan) dan belum ada tempat, Dia ada sebelum menciptakan makhluk, Dia ada dan belum ada tempat, makhluk dan sesuatu dan Dia pencipta segala sesuatu. Al Imam Fakhruddin ibn 'Asakir (W. 620 H) dalam risalah aqidahnya mengatakan : Allah ada sebelum ciptaan, tidak ada bagi-Nya sebelum dan sesudah, atas dan bawah, kanan dan kiri, depan dan belakang, keseluruhan dan bagian-bagian, tidak boleh dikatakan Kapan ada-Nya ?Di mana Dia ? atau Bagaimana Dia ?, Dia ada tanpa tempatMaka sebagaimana dapat diterima oleh akal, adanya Allah tanpa tempat dan arah sebelum terciptanya tempat dan arah, begitu pula akal akan menerima wujud-Nya tanpa tempat dan arah setelah terciptanya tempat dan arah. Hal ini bukanlah penafian atas adanya Allah.
1) Tidak Boleh dikatakan Allah ada di atas.Arsy atau ada di mana-mana Senada dengan hadits yang diriwayatkan oleh al Bukhari di atas perkataan sayyidina Ali ibn Abi Thalib -semoga Allah meridlainya-Maknanya: Allah ada (pada azal) dan belum ada tempat dan Dia (Allah) sekarang (setelah menciptakan tempat) tetap seperti semula, ada tanpa tempat (Dituturkan oleh al Imam Abu Manshur al Baghdadi dalam kitabnya al Farq bayna al Firaq h. 333). Karenanya tidak boleh dikatakan Allah ada di satu tempat atau di mana-mana, juga tidak boleh dikatakan Allah ada di satu arah atau semua arah penjuru. Syekh Abdul Wahhab asy-Sya'rani (W. 973 H) dalam kitabnya al Yawaqiit Wa al Jawaahir menukil perkataan Syekh Ali al Khawwash:Tidak boleh dikatakan bahwa Allah ada di mana-mana.. Aqidah yang mesti diyakini bahwa Allah ada tanpa arah dan tanpa tempat ialah prkataan Al Imam Ali -semoga Allah meridlainya- yang maknanya: Sesungguhnya Allah menciptakan 'Arsy (makhluk Allah yang paling besar) untuk menampakkan kekuasaan-Nya bukan untuk menjadikannya tempat bagi Dzat-Nya (diriwayatkan oleh Abu Manshur al Baghdadi dalam kitab al Farq bayna al Firaq, hal. 333)
12) Sayyidina Ali -semoga Allah meridlainya- juga mengatakan yang maknanya: Sesungguhnya yang menciptakan ayna (tempat) tidak boleh dikatakan bagi-Nya di mana (pertanyaan tentang tempat), dan yang menciptakan kayfa (sifat-sifat makhluk) tidak boleh dikatakan bagi-Nya bagaimana (diriwayatkan oleh Abu al Muzhaffar al Asfarayini dalam kitabnya at-Tabshir fi ad-Din, hal. 98) A llah Maha suci dari Hadd Menurut ulama tauhid yang dimaksud al mahdud (sesuatu yang berukuran) adalah segala sesuatu yang memiliki bentuk baik kecil maupun besar. Sedangkan pengertian al hadd (batasan) menurut mereka adalah bentuk baik kecil maupun besar. Adz-Dzarrah (sesuatu yang terlihat dalam cahaya matahari yang masuk melalui jendela) mempunyai ukuran demikian juga 'Arsy, cahaya, kegelapan dan angin masing-masing mempunyai ukuran...Al Imam Sayyidina Ali -semoga Allah meridlainya- berkata yang maknanya: Barang siapa beranggapan (berkeyakinan) bahwa Tuhan kita berukuran maka ia tidak mengetahui Tuhan yang wajib disembah (belum beriman kepada-Nya) (diriwayatkan oleh Abu Nu'aym (W. 430 H) dalam Hilyah al Auliya, juz I hal. 72). Maksud perkataan sayyidina Ali tersebut adalah sesungguhnya berkeyakinan bahwa Allah adalah benda yang kecil atau berkeyakinan bahwa Dia memiliki bentuk yang meluas tidak berpenghabisan merupakan kekufuran. Semua bentuk baik Lathif maupun Katsif, kecil ataupun besar memiliki tempat dan arah serta ukuran. Sedangkan Allah bukanlah benda dan tidak disifati dengan sifat-sifat benda, karenanya ulama Ahlussunnah Wal Jama'ah mengatakan: Allah ada tanpa tempat dan arah serta tidak mempunyai ukuran, besar maupun kecil. Karena sesuatu yang memiliki tempat dan arah pastilah benda. Juga tidak boleh dikatakan tentang Allah bahwa tidak ada yang mengetahui tempat-Nya kecuali Dia.krn ucapan ini masih menganganggap tuhan punya tempat.

. sayyid As-Sajjad Zayn al 'Abidin 'Ali ibn al Husain ibn 'Ali ibn Abi Thalib (38 H-94 H) berkata : Engkaulah Allah yang tidak diliputi tempat, dan dia berkata: Engkaulah Allah yang Maha suci dari hadd (benda, bentuk, dan ukuran), beliau juga berkata : Maha suci Engkau yang tidak bisa diraba maupun disentuh yakni bahwa Allah tidak menyentuh sesuatupun dari makhluk-Nya dan Dia tidak disentuh oleh sesuatupun dari makhluk-Nya karena Allah bukan benda. Allah Maha suci dari sifat berkumpul, menempel, berpisah dan tidak berlaku jarak antara Allah dan makhluk-Nya karena Allah bukan benda dan Allah ada tanpa arah. (Diriwayatkan oleh al Hafizh az-Zabidi dalam al Ithaf ). Hal ini juga sebagai bantahan terhadap orang yang berkeyakinan Wahdatul Wujud dan Hulul. Al Imam Abu Hanifah berkata : Barangsiapa mengatakan saya tidak tahu apakah Allah berada di langit ataukah berada di bumi maka dia telah kafir. (diriwayatkan oleh al Maturidi dan lainnya). Al Imam Syekh al 'Izz ibn 'Abd as-Salam asy-Syafi'i dalam kitabnya.Hall ar-Rumuz. menjelaskan maksud Imam Abu Hanifah, mengatakan : Karena perkataan ini memberikan persangkaan bahwa Allah bertempat, dan barang siapa yang menyangka bahwa Allah bertempat maka ia adalah musyabbih Demikian juga dijelaskan maksud Imam Abu Hanifah ini oleh al Bayadli al Hanafi dalam Isyarat al Maram. Al Imam al Hafizh Ibn al Jawzi (W. 597 H) mengatakan dalam kitabnya Daf'u Syubah at-Tasybih :Maknanya: Sesungguhnya orang yang mensifati Allah dengan tempat dan arah maka ia adalah Musyabbih dan Mujassim yang tidak mengetahui sifat Allah... Al Hafizh Ibnu Hajar al 'Asqalani (W. 852 H) dalam Fath al Bari Syarh Shahih al Bukhari mengatakan :Sesungguhnya kaum Musyabbihah dan Mujassimah adalah mereka yang mensifati Allah dengan tempat padahal Allah maha suci dari tempat... Di dalam kitab al Fatawa al Hindiyyah, cetakan Dar Shadir, jilid II, h. 259 tertulis :Adalah kafir org yg menetapkan tempat bagi Allah ta'ala

sejarah wahaby

Sekilas Sejarah terbentuknya Wahhabisme
Menurut sejarah mengapa peninggalan Rasulullah itu dihancurkan, bukan karena takut akan dikeramatkan oleh sebagian orang tetapi ini ada unsur politik bahkan hingga saat ini...semua itu bermula dengan pemberontakan oleh Abdul Aziz ibn Al Saud melakukan pemberontakan tahun 1925 terhadap Syarif Makkah ketika itu: Syarif Hussain. Keturunan Rasulullah lah yang turun temurun memelihara dua tanah haram sebelum wahabi datang dan membunuhi ulama2ahlussunah di Mekkah, menghancurkan makam para Sahabat dan tempat2 bersejarah Rasulullah saw. Perebutan kekuasaan dilakukan dengan jalan perang, di mana pihak wahabi/Ibnu Saud dibantu langsung oleh orang kafir (Inggris) di antaranya seorang intelijennya yang terkenal bernama Lawrence ([Yahudi?] ada filmnya: Lawrence of Arabia). Jadi sejak awal, pendirian Kerajaan Saudi dibantu oleh orang kafir yang sangat dicurigai bahwa Yahudilah di belakang semua ini karena ketika itu kabinet Inggris sangat dipengaruhi Yahudi. Dalam perang ini banyak terbunuh ulama-ulama ahlussunah terutama keturunan Rasulullah SAW. Memang faham wahabi sangat membenci keturunan Rasulullah SAW karena mereka tahu, salah satu pilar kekuatan umat Islam sebenarnya ada pada keberkatan keturunan Rasulullah SAW. Setelah merebut kekuasaan dan mendirikan kerajaan Saudi, Ibnu Saud dan ulama-ulama wahabi berencana menghancurkan makam Baginda Rasulullah SAW. Usaha ini dihentikan setelah mendapat protes dari seluruh dunia. Dari Indonesia ada dikirim delegasi khusus dari NU yang diketuai KH. Wahab Hasbullah pada tahun 1927.. Delegasi ini mengancam pemerintah Saudi agar menghentikan usahanya tersebut, kalau tidak NU akan memobilisasi umat untuk membebaskan Mekkah dan Madinah. Bahkan skrg Wahabi sedang gencar2nya menyebarkan tuduhan Bid'ah terhadap sesama muslim yang sering membaca Shalawat atau mengadakan Maulid Nabi...
Setelah perebutan itu Syarif Hussain terpaksa lari ke Jordan dan diangkat jadi raja di sana. kemudian kerajaan Saudi yg sekarang, adalah suatu kerajaan yang berdiri dengan jalan perebutan kekuasaan dari Syarif Makkah (Syarif Hussain) oleh Ibnu Saud. Penjagaan Haramain sudah beratus tahun dipercayakan pada keturunan Rasulullah SAW. Padahal, faham wahabi sangat mengharamkan perebutan kekuasaan dari pemerintah yang sah. Mereka menerapkan hukuman mati untuk kudeta, tapi kerajaan mereka didirikan dengan cara ini.
Sebelum itu awal abad 19 wahabi dari Nejed, Ibnu Saud sudah berhasil merebut Mekkah, tapi berhasil diusir kembali oleh Jenderal Muhammad Ali dari Mesir.
Beberapa keterangan panjang tentang ini saya dapat bukan dengan baca buku, tapi mendengar langsung dari ulama-ulama sufi Madinah keturunan Rasulullah saw
Kerajaan Saudi dan ulama-ulama wahabi di sana hingga saat ini tidak pernah diketahui jelas memusuhi Israel dan Amerika. Malahan, raja-rajanya berteman akrab dengan pemimpin-pemimpin Amerika. Perusahaan-perusahaan minyak di Saudi sebagian besar adalah perusahaan Amerika yang nota bene milik orang Yahudi. Aramco dan lain-lain itu milik Yahudi semuanya. Tokoh-tokoh kerajaan Saudi menyimpan uang rejeki minyaknya ke bank-bank Yahudi di Amerika, Swiss, dll. Tentu saja keuntungan dari perputaran uang ini tidak akan dipakai Yahudi untuk memajukan Islam bukan? Tentu tidak! Malah keuntungannya dipakai untuk menghancurkan Islam. Saudi mengizinkan tanah haram dipakai sebagai pengkalan perang tentara kafir (Sekutu) untuk menghancurkan Iraq yang beragama Islam. Dari sedikit fakta ini mestinya kita curiga. Adakah gerakan wahabi ini murni dari Islam? Ataukah memang ia dibentuk/disuburkan oleh Yahudi untuk menggerogoti Islam dari dalam?
Kesimpulan :
" Tujuan dihancurkan sejarah peninggalan rasul agar kita tidak pernah mengingat akan sejarah tentang Rasulullah dan keturunannya yg dapat menumbuhkan semangat JIHAD kita dalam membela agama ISLAM, serta hilangnya rasa Cinta kita terhadap Rasulullah, Sebab Apa? karena jika umat ISLAM mengetahui sejarah ini, maka akan menjadi malapetaka untuk Kerajaan ARAB SAUDI sekarang yg mempunyai catatan hitam tentang kerajaannya "
Nb : Bahkan ulama2 Ahlussunah disana sering di-Intai oleh Mutowwe2 yg diutus oleh Raja Arab, dan tidak segan2 ditangkap dan di-bui.

Rabu, 10 Desember 2008

soal-jawab mslh2 agama

Soal : Apa kewajban awal seorang manusia?
Jawab : kewajiban pertama atas manusia ktk baligh dan pny akal adlah ma'rifat(Mengenal) ALLAH S.W.T ALLAH dzat yg menciptakan manusia dari tdk ada menjadi ada..oleh karena ALLAH tdk semata-mata mncptakan manusia kcuali "supaya"(hikmahnya) bribadah adapun ibadah yg menjdi modal adlah harus ma'rifat pd ALLAH yakni ma'rifat akan dzat,sifat,dan af'al-NYA sesuai dng jalan yang di ridhoi ALLAH....ALLAH mengatakan WAMA KHOLAQTUL JINNA WALINSA ILL LIYA'BUDUUN.